Alhamdulilllah.
Hanya kalimah itu yang mampu ku ucap tatkala kaki kembali berpijak di bumi Serambi Mekah.
Berbeza.Sungguh berbeza..
Sesengguhnya amat besar ganjaran saudara-saudaraku di bumi yang dipayungi bisa-bisa sekular.Masakan tidak,diriku yang walau hanya beberapa hari berkampung di tengah hiruk pikuk kota,sudah bisa menunduk muka ke tanah..sedih,pilu,kasihan,terasa bertanggungjawab..semua perasaan datang.
Sepanjang hari terpaksa bergelut dengan nafsu,cuba menthabitkan iman,moga tidak goyah diterbang angin semilir hembusan dari kuffar.
Sungguh terasa betapa manuisa telah disia-siakan jasadnya yang berharga..Ya benar.bangunannya tinggi mencakar langit,hiasannya indah berbunga-bunga,lampu-lampu neon mewarnai sepanjang kota.Namun kaki-kaki yang memijak tanah-tanah kota ini bagaikan 'tunggul kayu' yang berjalan,sekaku jiwa yang mengisi nuraninya..sungguh kasihan mereka terpisah dari nikmat dan cahaya iman,apa penulis pentingkan diri? tidak berusaha melepaskan mereka dari belenggu yang menjerut ? astaghfirullah...mari bermuhasabah
Mereka ketawa,mereka menyanyi,mereka berlari-lari...
Tetapi adakah jiwa mereka mengiyakan mood mereka?
Bercampur tanpa mengenal jantina,berpimpin tangan bagaikan tidak sedar yang mereka sedang memijak bumi Allah.Menggunakan nikmat ke jalan tidak sepatutnya...itulah realitinya masyarakt Islam di tempat yang kita turut menjadi salah seorang penghuninya.
Sungguh jauh dari nur Islam..
Usah menunding jari kepada mereka saudaraku.Tiada apa yang boleh berubah andai kita asyik mencari-cari siapa angkara semua ini...
Titiknya ada pada diri,jiwa kita.Seandainya kita berubah,InsyaAllah orang-orang di sekeliling kita turut berubah.Ayuh berhijrah !
Andaikan mereka adalah jua dirimu.
# Petikan di atas berdasarkan pengalaman penulis sepanjang ziarah ke Putrajaya dan Johor.Lebih spesifiknya di Alamanda dan 'Danga Bay'.
Hanya kalimah itu yang mampu ku ucap tatkala kaki kembali berpijak di bumi Serambi Mekah.
Berbeza.Sungguh berbeza..
Sesengguhnya amat besar ganjaran saudara-saudaraku di bumi yang dipayungi bisa-bisa sekular.Masakan tidak,diriku yang walau hanya beberapa hari berkampung di tengah hiruk pikuk kota,sudah bisa menunduk muka ke tanah..sedih,pilu,kasihan,terasa bertanggungjawab..semua perasaan datang.
Sepanjang hari terpaksa bergelut dengan nafsu,cuba menthabitkan iman,moga tidak goyah diterbang angin semilir hembusan dari kuffar.
Sungguh terasa betapa manuisa telah disia-siakan jasadnya yang berharga..Ya benar.bangunannya tinggi mencakar langit,hiasannya indah berbunga-bunga,lampu-lampu neon mewarnai sepanjang kota.Namun kaki-kaki yang memijak tanah-tanah kota ini bagaikan 'tunggul kayu' yang berjalan,sekaku jiwa yang mengisi nuraninya..sungguh kasihan mereka terpisah dari nikmat dan cahaya iman,apa penulis pentingkan diri? tidak berusaha melepaskan mereka dari belenggu yang menjerut ? astaghfirullah...mari bermuhasabah
Mereka ketawa,mereka menyanyi,mereka berlari-lari...
Tetapi adakah jiwa mereka mengiyakan mood mereka?
Bercampur tanpa mengenal jantina,berpimpin tangan bagaikan tidak sedar yang mereka sedang memijak bumi Allah.Menggunakan nikmat ke jalan tidak sepatutnya...itulah realitinya masyarakt Islam di tempat yang kita turut menjadi salah seorang penghuninya.
Sungguh jauh dari nur Islam..
Usah menunding jari kepada mereka saudaraku.Tiada apa yang boleh berubah andai kita asyik mencari-cari siapa angkara semua ini...
Titiknya ada pada diri,jiwa kita.Seandainya kita berubah,InsyaAllah orang-orang di sekeliling kita turut berubah.Ayuh berhijrah !
Andaikan mereka adalah jua dirimu.
# Petikan di atas berdasarkan pengalaman penulis sepanjang ziarah ke Putrajaya dan Johor.Lebih spesifiknya di Alamanda dan 'Danga Bay'.
1 comment:
Ya! saya juga mahu musafir bersama.
Post a Comment